Senin, 30 April 2012

Surat Kecil Untuk Ayah

Diposting oleh Popo... The Kite Runner di 21.32


Gue merindukan ayah gue. Hampir 9 tahun ayah pergi ninggalin gue. Dan gue masih belum bisa mengerti kenapa. Masih sama seperti dulu, gue nggak bisa menerima kepergian ayah. Bedanya sekarang gue udah bisa menerima ini dengan lapang dada dan sabar walaupun gue masih belum mengerti kenapa ini semua harus terjadi sama gue.

Dulu, gue selalu menyalahkan Tuhan. Gue berpikir Tuhan sama sekali nggak adil sama gue. Tuhan nggak sayang sama. Tuhan nggak kasian sama gue. Tuhan udah ngelakuin kesalahan dengan ngambil ayah dari gue. Saat itu gue ngerasa dunia gue udah berakhir. Apa gunanya dunia gue tanpa ayah? Gue adalah anak ayah. Hidup gue adalah ayah. Sejak gue ngebuka mata di pagi hari dan menghirup udara sampai gue kembali ke tempat tidur dengan segala mimpi anak kecil yang begitu indah, ayah ada dalam tiap detiknya. Ayah adalah nafas gue. Saat ayah nggak ada, gue bakalan bingung, dan saat ayah belum pulang kerja, maka gue akan berlari ke jalan raya dan nungguin ayah sampai dateng.

Saat nunggu ayah pulang kerja, gue selalu berharap bahwa bus yang lewat itu adalah bus yang dinaikin ayah. Gue berdiri dari duduk gue dan berlari mendekati bus itu. Saat tau bus  itu bukan ayah yang turun, gue akan merasa kecewa dan menunduk kembali ke tempat dimana gue duduk. Saat bus selanjutnya dateng, gue kembali berlari dan saat mendapati ayah yang turun, gue akan langsung menghambur ke pelukan ayah dan ayah dengan segala kelelahannya akan tersenyum lembut, mengelus rambut gue, dan menggendong gue sampai rumah. Saat-saat seperti itu menjadi hal paling membahagiakan dalam hidup gue.

Ayah menjadi malaikat buat gue. Ayah melakukan segalanya buat gue. Ayah nggak keberatan tiap malam terbangun dan menemani gue meneteskan darah dari hidung. Mengelap tiap darah yang mengalir dari hidung gue. Mengusap air mata ague saat gue menangis kesakitan karena darah yang mengalir deras dari hidung bener-bener menyiksa gue. Ayah adalah kesembuhan buat gue. Obat dari segala sakit yang gue derita. Bahkan saat sakit itu hilang, ayang tetap menjadi obat buat gue. Menjauhkan gue dari segala rasa sakit dan menjaga gue agar selalu dalam keaadaan terbaik gue.

Ayah selalu mengajarkan gue kebaikan. Tentu saja seorang ayah akan mengajarkan kebaikan. Dan ayah gue adalah seorang ayah. Ayah mengajarkan segala kebaikan yang ada di dunia ini. Ayah memberi contoh kebaikan yang ada di dunia ini. Ayah menjadi panutan yang baik karena ayah adalah seorang ayah. Ayah nggak pernah marah. Selama gue mengenal ayah, ayah nggak pernah marah sama gue, ayah selalu baik sama gue, ayah selalu meberikan kasih sayang ynag hebat buat gue, ayah selalu menjadi kebaikan dan keajaiban buat gue. Ayah melakukan semuanya buat gue. Dan juga buat ibu dan adek-adek gue. Ayah adalah hidup gue.

Dulu gue anak yang nakal, gue selalu bikin kesalahan, gue nggak pernah dengerin ayah, gue banyak melakukan kesalahan sama ayah, tapi seperti yang selalu ayah lakukan, ayah akan dateng , tersenyum, memeluk gue dan membisikkan gue nasehat. Gue bener-bener merindukan ayah. Gue nyesel kenapa dulu gue nggak jadi anak  yang terbaik untuk ayah? Sementara ayah adalah yang terbaik buat gue.

Ayah pergi terlalu cepat, terlampau cepat.  Terlalu cepat sampai-sampai gue nggak bener-bener mnegenal ayah. Terlalu cepat sampai-sampai nggak banyak kenangan yang bisa gue inget bersama ayah. Terlalu cepat karena gue belum memberikan apa-apa untuk membalas segala kesempurnaan ayah. terlalu cepat, dan membiarkan gue tumbuh dewasa tanpa ayah. terlalu cepat hingga gue harus selalu merindukan ayah, setiap saat, setiap detik, setiap helaan nafas gue. Gue bener-bener merindukan ayah.

“Ayah, mungkin ayah nggak pernah tau, tapi aku sayang banget sama ayah. ayah inget, ayah ngelakuin semua hal buat aku, ayah marah saat aku terkena solder. Padahal lukanya nggak seberapa, tapi ayah langsung ngobatin tanganku dan membanting semua peralatan. Melarangku melakukan hal itu lagi. Ayah selalu mengusap lukaku.  Ayah bilang ayah nggak pengen ada sesuatu hal apapun yang nyakitin aku… Ayah, saat ini aku nagis nulis ini semua. Entah kenapa mengingat ayah selalu mebuatku menangis, merindukan ayah. kenapa aku nggak diberi kesempatan lebih untuk menyayagi dan mencintai ayah? 

Ayah, aku membutuhkan ayah. sekarang ini aku sedang tertekan dan sendirian. Terkadang aku nggak tau aku harus ngapain, tapi mengingat ayah, semua kata-kata ayah, semua kasih sayang ayah, semua kenangan tentang ayah, membuatku kuat dan berani tersenyum walau beban ini entah kapan akan hilang. Aku masih sering berandai-andai ayah ada disamping aku. Tapi kenyataannya ayah nggak pernah ada disampingku, karena ayah selalu ada di hatiku…..”

Gue nggak tau harus melakukan apa selain menangis saat mengingat ayah. tapi gue nggak keberatan, gue akan tetap menangis saat mengingat ayah. karena dalam tiap air matayang mengalir ada doa gue buat ayah, dan doa itu selalu sama, dan nggak akan pernah berhenti sampai kelak gue dan ayah akan bertemu…


Popo
*sebuah tulisan dengan air mata penuh doa untuk Ayah*

0 komentar:

Posting Komentar

 

Popo.. The Kite Runner Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea