Senin, 30 April 2012

Surat Kecil Untuk Ayah

Diposting oleh Popo... The Kite Runner di 21.32 0 komentar


Gue merindukan ayah gue. Hampir 9 tahun ayah pergi ninggalin gue. Dan gue masih belum bisa mengerti kenapa. Masih sama seperti dulu, gue nggak bisa menerima kepergian ayah. Bedanya sekarang gue udah bisa menerima ini dengan lapang dada dan sabar walaupun gue masih belum mengerti kenapa ini semua harus terjadi sama gue.

Dulu, gue selalu menyalahkan Tuhan. Gue berpikir Tuhan sama sekali nggak adil sama gue. Tuhan nggak sayang sama. Tuhan nggak kasian sama gue. Tuhan udah ngelakuin kesalahan dengan ngambil ayah dari gue. Saat itu gue ngerasa dunia gue udah berakhir. Apa gunanya dunia gue tanpa ayah? Gue adalah anak ayah. Hidup gue adalah ayah. Sejak gue ngebuka mata di pagi hari dan menghirup udara sampai gue kembali ke tempat tidur dengan segala mimpi anak kecil yang begitu indah, ayah ada dalam tiap detiknya. Ayah adalah nafas gue. Saat ayah nggak ada, gue bakalan bingung, dan saat ayah belum pulang kerja, maka gue akan berlari ke jalan raya dan nungguin ayah sampai dateng.

Saat nunggu ayah pulang kerja, gue selalu berharap bahwa bus yang lewat itu adalah bus yang dinaikin ayah. Gue berdiri dari duduk gue dan berlari mendekati bus itu. Saat tau bus  itu bukan ayah yang turun, gue akan merasa kecewa dan menunduk kembali ke tempat dimana gue duduk. Saat bus selanjutnya dateng, gue kembali berlari dan saat mendapati ayah yang turun, gue akan langsung menghambur ke pelukan ayah dan ayah dengan segala kelelahannya akan tersenyum lembut, mengelus rambut gue, dan menggendong gue sampai rumah. Saat-saat seperti itu menjadi hal paling membahagiakan dalam hidup gue.

Ayah menjadi malaikat buat gue. Ayah melakukan segalanya buat gue. Ayah nggak keberatan tiap malam terbangun dan menemani gue meneteskan darah dari hidung. Mengelap tiap darah yang mengalir dari hidung gue. Mengusap air mata ague saat gue menangis kesakitan karena darah yang mengalir deras dari hidung bener-bener menyiksa gue. Ayah adalah kesembuhan buat gue. Obat dari segala sakit yang gue derita. Bahkan saat sakit itu hilang, ayang tetap menjadi obat buat gue. Menjauhkan gue dari segala rasa sakit dan menjaga gue agar selalu dalam keaadaan terbaik gue.

Ayah selalu mengajarkan gue kebaikan. Tentu saja seorang ayah akan mengajarkan kebaikan. Dan ayah gue adalah seorang ayah. Ayah mengajarkan segala kebaikan yang ada di dunia ini. Ayah memberi contoh kebaikan yang ada di dunia ini. Ayah menjadi panutan yang baik karena ayah adalah seorang ayah. Ayah nggak pernah marah. Selama gue mengenal ayah, ayah nggak pernah marah sama gue, ayah selalu baik sama gue, ayah selalu meberikan kasih sayang ynag hebat buat gue, ayah selalu menjadi kebaikan dan keajaiban buat gue. Ayah melakukan semuanya buat gue. Dan juga buat ibu dan adek-adek gue. Ayah adalah hidup gue.

Dulu gue anak yang nakal, gue selalu bikin kesalahan, gue nggak pernah dengerin ayah, gue banyak melakukan kesalahan sama ayah, tapi seperti yang selalu ayah lakukan, ayah akan dateng , tersenyum, memeluk gue dan membisikkan gue nasehat. Gue bener-bener merindukan ayah. Gue nyesel kenapa dulu gue nggak jadi anak  yang terbaik untuk ayah? Sementara ayah adalah yang terbaik buat gue.

Ayah pergi terlalu cepat, terlampau cepat.  Terlalu cepat sampai-sampai gue nggak bener-bener mnegenal ayah. Terlalu cepat sampai-sampai nggak banyak kenangan yang bisa gue inget bersama ayah. Terlalu cepat karena gue belum memberikan apa-apa untuk membalas segala kesempurnaan ayah. terlalu cepat, dan membiarkan gue tumbuh dewasa tanpa ayah. terlalu cepat hingga gue harus selalu merindukan ayah, setiap saat, setiap detik, setiap helaan nafas gue. Gue bener-bener merindukan ayah.

“Ayah, mungkin ayah nggak pernah tau, tapi aku sayang banget sama ayah. ayah inget, ayah ngelakuin semua hal buat aku, ayah marah saat aku terkena solder. Padahal lukanya nggak seberapa, tapi ayah langsung ngobatin tanganku dan membanting semua peralatan. Melarangku melakukan hal itu lagi. Ayah selalu mengusap lukaku.  Ayah bilang ayah nggak pengen ada sesuatu hal apapun yang nyakitin aku… Ayah, saat ini aku nagis nulis ini semua. Entah kenapa mengingat ayah selalu mebuatku menangis, merindukan ayah. kenapa aku nggak diberi kesempatan lebih untuk menyayagi dan mencintai ayah? 

Ayah, aku membutuhkan ayah. sekarang ini aku sedang tertekan dan sendirian. Terkadang aku nggak tau aku harus ngapain, tapi mengingat ayah, semua kata-kata ayah, semua kasih sayang ayah, semua kenangan tentang ayah, membuatku kuat dan berani tersenyum walau beban ini entah kapan akan hilang. Aku masih sering berandai-andai ayah ada disamping aku. Tapi kenyataannya ayah nggak pernah ada disampingku, karena ayah selalu ada di hatiku…..”

Gue nggak tau harus melakukan apa selain menangis saat mengingat ayah. tapi gue nggak keberatan, gue akan tetap menangis saat mengingat ayah. karena dalam tiap air matayang mengalir ada doa gue buat ayah, dan doa itu selalu sama, dan nggak akan pernah berhenti sampai kelak gue dan ayah akan bertemu…


Popo
*sebuah tulisan dengan air mata penuh doa untuk Ayah*

Minggu, 29 April 2012

Dimanapun kamu berada, baca ini...

Diposting oleh Popo... The Kite Runner di 19.40 0 komentar

Surat Dari Kolong Meja

Wahai laki-laki,

Yang setidaknya pernah menjadi mantan calon pacarku...
Perlu ku kabarkan padamu betapa hari ini kondisiku sehat-sehat saja. Memang sedikit agak lesu, lelah dan tak tahu harus melakukan apa, tapi secara umum baik-baik saja. Aku barusan tidur di kolong meja. Tidak, tidak membayangkanmu, tapi juga tidak membayangkan siapa-siapa, atau hal lain apapun. Karena aku lesu. Aku hanya ingin tidur. Membuang semua kesibukan, kepenatan dan semua hal yang membuatku mual di dunia ini. Wahai laki-laki mantan calon pacarku, aku tahu kamu sama sekali nggak peduli dengan semua yang kukabarkan padamu. Karena aku kan bukan siapa-siapamu, dan kamupun bukan siapa-siapaku. Hanya laki-laki mantan calon pacarku. 

Tapi apa salahnya mengabarkan hal ini padamu. Aku ingin memngabarkan ini pada siapapun. Apalagi kau, laki-laki mantan calon pacarku. Sebab aku percaya kau masih mengingatku. Yang pernah nyampulin buku bahasa inggris punyamu. Tapi, mengapa kau seolah-olah lupa kan akan kehadiranku? Aku takkan menuntut banyak. Yang kurindukan hanyalah perhatianmu, ha..ha.. tapi jangan percaya dan terkecoh, itu Cuma kalimat iklan produk lampu yang aku kutip. Tentu saja, aku tak membayankan diriku akan sepenting itu untukmu. Walau sebetulnya aku ingin. Tapi kenyataannya apa yang aku inginkan tak pernah terjadi. Makanya kau hanya menjadi mantan calon pacarku. Dan aku perempuan mantan calon pacarmu. 

Andai aku boleh bertanya, sebetulnya aku ingin sekali bertanya. Sebab sampai kini aku tak pernah mengerti mengapa kau tak mau menjadikanku pacarmu. Apakah aku terlalu pendek untukmu? Terlalu gemuk? Terlalu bodoh? Ato terlalu miskin? Mungkin terlalu pendek atau juga terlalu miskin. Tetapi setauku kau bukan tipe laki-laki yang memamndang eksistensi seseorang dari materi. Kaupun bahkan sangat bersahaja. Apa adanya. Kau type laki-laki yang cerdas, rasional, mandiri, dan memiliki jiwa sosial yang tinggi. Bahkan cara berpikirmupun sangat moderat. Itu sebabnya aku hampir tak pernah melihat kekuranganmu. Pun seandainya nilai-nilai itu masuk ke wilayah yng sifatnya fisik. Matamu bagus. Rada sipit sih. Hidung satu. Mulut juga satu. Nggak lebih. Dan wajahmu oval seperti telur ayam kampung. 

Salahkah bila aku mencintaimu? Walau kau sendiri, seperti yang semua orang tau, tak pernah menggubrisku sedikitpun. Tapi itu tak penting buatku. Terpenting aku bisa mencintaimu. Itu membuatku bahagia. Membayangkanmu, mengenangmu, mengingatmu kala tersenyum, membuatku kuat. Bersemangat. Menghadapi segala rintangan, segala tantangan dan mengalahkannya. Cinta, tentu saja dlam pandangan orang banyak, membuat kuat. Sekalipun cinta itu adalah cinta yang tak terbalas. 

Seperti hari ini, aku terpuruk di kolong meja. Sambil berusaha menepis segala kelesuanku. Syukur aku bisa menulis puisi dan mempersembahkannya padamu sebagai laki-laki mantan calon pacarku. Tapi dimanakah kini dirimu? Hingga aku cari kau ke langit, ku hanya dengar nyanyian burung. Ku cari kau ke laut, ku hanya temukan ikan-ikan. Kucoba mencarimu ke hutan, ku hanya dengar auman sang raja rimba. Jadi sebenarnya dimana kau berada? Mengapa aku begitu merindukan dan mencintaimu? Apa itu salah.....???
           
ditulis saat SMP...

Kamis, 26 April 2012

Belajar dari Rani, Ini Soal Hati..

Diposting oleh Popo... The Kite Runner di 21.04 0 komentar


Bagaimana bisa seseorang mencintai sampai-sampai dia mau berkorban demi kebahagiaan orang yang dia cintai, bahkan kebahagiaan itu bukan kebahagiaan yang dia inginkan, karena kebahagiaan itu bukan bersama dirinya.

Tadi sore seorang temen gue bercerita, dan gue nggak pernah nyangka seseorang yang deket dengan kehidupan gue mengalami hal yang mungkin cuma bisa gue tonton dalam sinetron-sinetron lebay. Jadi temen gue itu, sebut saja Rani, sahabatan sama cewek namanya Jelita. Mereka udah sahabatan lama. Kayak Bona sama Rong-Rong gitu deh. Suatu hari mereka mengenal seorang cowok, sebut aja namanya Bambang. Bambang ini singkat cerita pacaran sama si Jelita, dan si Rani ini ternyata suka sama si Bambang. Tapi si Rani nggak pernah bilang kalo dia suka sama si Bambang, dia mendem semuanya sendirian dan tetap menjadi seorang sahabat yang baik untuk Jelita dan Bambang.

Pada suatu, hubungan Bambang dan Jelita bermasalah, gue nggak terlalu ngerti masalah mereka apa, tapi pada akhirnya nama si Rani dibawa-bawa. Mereka membawa nama Rani keliling komplek, mereka dan teriak-teriak di depan rumah pak RT, lahh, dan meminta hak Rani dikembalikan… Ini kenapa malah demo Rani? Apa salah Rani? Dia kan masih dalam masa pertumbuhan.. Kasian Rani… Ini kenapa jadi nggak focus gini?

Kembali ke sketsa, jadi intinya si Jelita menuntut si Bambang dan mengharuskan Bambang melakukan sesuatu dengan Rani dan sesuatu itu bener-bener di luar nalar orang normal. Bambang menyampaikan hal ini kepada Rani. Bambang dan Rani bimbang, mereka pun akhirnya galau, dan bershower bersama,, (dengan kamar mandi yang berbeda).. usai bershower, merekapun mencari jalan keluar, sebenernya Rani nggak perlu melakukan hal di luar nalar itu, tapi demi kebahagiaan si Bambang dan Jelita yang udah dia anggap sebagai sahabat bagai kepompong, Rani rela melakukan hal di luar nalar itu. Rani bener-bener ngelakuin hal itu, tulus dan tanpa paksaan, semata-mata demi kebahagiaan Bambang, si Rani bilang, asal Bambang bahagia, walaupun nggak sama dia , dia rela. Dan Rani juga bilang, perasaan dia ke Bambang nggak akan hilang, dia nggak akan pernah mengurangi porsi cintanya ke Bambang, dia yakin kalau itu adalah sesuatu yang baik, maka dia akan memasukkannya ke dalam kotak dan menjadikan perasaannya terhadap Bambang adalah harta karun terindah…

Saat denger cerita itu gue speechless. Gue bener-bener nggak nyangka ada seseorang yang dengan tulus mencintai orang lain. Lalu gue melihat diri gue sendiri, gue ambil cermin gede seluruh tubuh, lalu gue ngeliat diri gue, cukup cantik dan unyu, nggak kalah ama Dakota Fanning.

*telen sendok*

Bukan ngeliat gini yang gue maksud, gue ngeliat semua yang gue alami. Gue putus ama seorang cowok aja nangisnya uda yang kayak besok itu kiamat dan gue belum ke universal studio. Nangisnya udah bikin bantal bisa diperes, berhari-hari galau, gadoyan makan, sampe badan ama ikan teri juga kagak ada bedanya. Padahal di luar sana masih banyak yang nasibnya lebih ngenes dari gue. Ya mungkin sikap gue emang wajar, siapa yang nggak sedih kalo harus berpisah sama orang yang kita sayang banget. Setiap orang pasti akan melakukan hal sama kalo berpisah sama seseorang yang mereka sayangi, kehilangan..

Dari cerita temen gue tadi, gue sadar, sebenernya gue nggak berhak nuntut apapun. Si Rani aja yang udah ngelakuin hal sebesar itu dan nggak dapet apa-apa, istilahnya rugi besarlah, tetep masih bisa tersenyum dan nggak nuntut apa-apa selain Bambang bahagia bareng si Jelita. Sedangkan gue? Gue aja nggak ngelakuin apa-apa, gue yang malah menyumpah serapahi dia, nganggep dia jahat, dan nggak bisa memaafkan semua perlakuan dia, tapi gue nuntut banyak hal, yang pengen dia nemuin guelah, yang pengen dia ada buat guelah, dan yang paling besar, pengen dia balikan sama gue… Gue selama ini cuma diem dan nggak ngelakuin apa-apa, tapi berharap balikan. Selama ini gue galau tiap malam, ngebayangin dia, berharap sama dia, tapi semua itu nggak ada apa-apanay dibandingkan Rani, karena gue ngga pernah memperjuangkan perasaan gue, gue nggak pernah berkorban… lalu apa yang bisa gue harepin..???

Masalah hati emang susah, banyak rahasia yang tersimpan. Siapa yang nyangka, yang udah pacaran lima tahun akhirnya kandas, yang baru ketemu bisa langsung jadian, yang sahabatan bisa saling suka, yang cintanya bertepuk sebelah tangan, yang udah naksir tapi cuma dianggap adek, yang udah pedekate tiga bulan tapi nggak ditembak-tembak, dan yang jatuh cinta diam-diam, semua memiliki luka masing-masing dan perjuangan masing-masing…

Cerita Rani menyadarkan gue, untuk hal apapun, termasuk perasaan, kita harus mau berjuang dan berkorban. Semua hal itu nggak ada yang instan, mie aja butuh proses yang lama di pabrik biar bisa disebut mie instant. Perasaan ama skripsi itu nggak ada bedanya, sama-sama harus diperjuangkan…. #bedatipis

*menunduk*

*kenapa skripsi ikut campur*

#jleb

#nyesektiba-tiba

Rani hanyalah sebuah contoh kecil dari sekian banyak kisah tentang hati. Masih banyak diluaran sana yang lebih berat perjuangannya dari seorang Rani. Buat kalian yang masih banyak menuntut dari pasangan dan calon pasangan kalian, pikirkanlah baik-baik, cari tempat yang tepat, waktu yang tepat untuk berpikir, jawaban soal UN aja butuh pemikiran yang baik, apalagi perasaan.. Sekali lagi, kalo udah masalah hati, nggak akan mudah, jadi bagaimana kita bisa mengambil keputusan terbaik dan memperjuangkannya dengan sekuat tenaga, semua orang ingin bahagia bukan?  Termasuk gue, kalian, dan orang-orang disekitar kalian, karena kebahagiaan adalah hak setiap umat..

Semoga tulisan ini bermanfaat, bukan bermaksud ngajarin, cuma mengajak untuk mencoba berpikir dewasa, gue juga nggak tau harus gimanan baiknya, karena kita memang sedang dalam proses menuju kedewasaan kan? 

Gue popo,

*mencoba berjuang*

*mencoba bahagia*

Selasa, 24 April 2012

Elegi Sebuah Skripsi

Diposting oleh Popo... The Kite Runner di 03.39 0 komentar
gue kasi tau kalian semua ya, ternyata bikin skripsi itu ngak gampang. eh kroscek, sebeneryna gampang tapi ada aja yang bikin skripsi itu jadi susah. kayak gue ini, gue barusan aja ujian proposal writing dan entah kenapa gue ngrasa ini berat banget. gue ngeliat temen-temen gue yang santainya kayak di pantai, ga ada beban kayak ga pernah mengenal cinta, tapi entah kenapa gue ngrasainnya kayak harga coklat Van Houten bakalan naek 100%. hari ini gue ujian proposal dan cobaan terbearat gue dapet dosen penguji yang perfectionist dan kepo abis. ada aja yang ditanyain, saking semangatnya tanya, pertanyaan satu belum gue jawab udah ditantain pertanyaan baru. udah gitu gue hari ini sariawan dan segede kacang polong. rasanya tuh udah kayak dikasi obor olimpiade, panas... buat ngomong tuh rasanya perih banget, kayak abis diputusin, rasanya tuh menyayat banget, kenpa ini malah curhat, fokus... 

lanjut, itu belum seberapa, seminggu sebelum ujian gue udah ngrasa hal-hal yang aneh. mulai dari belum ngeprint, belum ngumpulin paper ke dosen penguji dan pada akhirnya gue harus ke rumah dosen penguji buat ngumpulin papernya. oya, dulu gue itu sempet ga dapet jadwal ujian, dan itu rasanya nyesek senyesek-nyeseknya. jujur, waktu itu gue nangis, ya bayangin aja uda ngumpulin semua persyaratan, sampe dibela-belain naek turun tiga lantai, lari sana lari sini, dan nggak dapet jadwal ujian, kalian pasti tau bnaget gimana perasaan gue saat itu, guepun balik ke kosan dan nangis. akhirnya gue berusah biar dapet jadwal ujian. dan akhirnya gue pun dapet dengan memohon-mohon ke dosen, random abis.. 

dan hari ini gue ujian proposal, entah kenapa gue nggak ada mood buat presentasi. akhirnya gue pun pasrah dibantai sama dosen penguji. gue juga lum tau hasilnya kayak apa, yang pasti revisi banyak banget. yah,inilah nasib mahasiswa tingkat akhir, gaada waktu buat maen-maen. tapi gue masi belum ada feel ngerjain skripsi. gue bukannya nggak nyoba serius sama semua ini, tapi entah kenapa selalu ada aja yang bikin gue menunda-nunda buat ngerjain skripsi. gue bisa gerjain kalo besok adalah deadline. gue tipe orang yang bisa kerja kalo satu jam kemudian adalah deadline. gue gabisa kerja kalo masi jauh dari deadline, kayaknya gue memegang teguh istilah belanda masi jauh, belum gerak kalo belandanya lum nepuk punggung kita, dan hasilnya, pas ditepuk sama belanda, gue gada persiapan dan dengan gampang dihancurkan oleh belanda. itu gue alami sejak dulu dan gapernah berubah. gue bukan gapunya niatan buat berubah, tapi bagi gue hal itu kayak nglupain mantan, susah banget. selain itu yang bikin gue gamaju-maju adalah gue selalu menunda pekerjaan dan itu hubunganya sama dikejar belanda tadi. mungkin ini adalah ssebuah pelajaran buat gue, gue harus bisa belajar, ujian proposal ini menjadi suatu lecutan buat gue supaya bisa berubah menjadi lebih baik, buat nggak nunda-nunda pekerjaan, memikirkan cara kalo belanda sewaktu-waktu nyerang, dan gue harus punya kekuatan dan persiapan kalo belanda tiba-tiba datang. 

gue emang kudu belajar, selama ini gue menjadi orang yang aneh, kenapa aneh, karena gue gabisa bermanfaat buat diri gue sendiri dan orang lain, buat gue sedniri aja gue belum bisa berguna, apalagi buat orang lain? mulai sekarang, dari pelajaran yang gue dapet melalui ujia proposal ini, gue akan membenahi diri gue sendiri, mencoba berguna paling nggak buat diri gue sendiri, gue nggak menyesali hasl dari hari ini , karenaapa yang gue usahainlah itu yang akan gue dapet. gue nggak nyesel, tapi gue akan diam dan memikirkan semua ini, dan mengambil hikmah dari kejadian hari ini.. 

kayaknya ini tulisa gue yang paling waras, semoga bisa bermanfaat buat kalian, jadilah lebih baik buat diri kalian sendiri, senangnya bisa berbagi...

popo
sedang sedih setelah dibantai

Rabu, 18 April 2012

Elo Temen Apa Sahabat?

Diposting oleh Popo... The Kite Runner di 03.06 0 komentar
Ungkapan "kita nggak bisa hidup sendirian" emang tepat banget. Tarzan yang hidup  di hutan aja butuh temen, temen maen, temen curhat, bahakan temen maen kelereng. Apalagi kita, hidup di era modern, di kota beasr, di hidup yang nggak gampang udah pasti butuh orang lain yang siap nemenin kita dan membantu kita menjalani hidup. Maka dari itu, kita perlu banget yang namanya memperbanyak temen, tapi sebenernya temen ama sahabat itu sama nggak sih? 

Ada yang bilang, "ini temen gue, mana temen lo?" *dengan gaya kayak dia doang yang punya temen d dunia ini*
Ada juga yang bilang, "kita udah sahabatan sejak kecil,"*sambil gandengan tangan ama orang di sebelahnya*

Tapi sebenernya kalian tau nggak sih beda sahabat ama temen itu? 

Nih gue kasih tau dikit (kemaren abis dikasi wejangan ama si guru besar, gue share deh...)

1. Temen: Nggak Peduli
Kalo lo ke sekolah ato berangkat kuliah pake kostum Baja Hitam, dia nggak bakalan peduli, yang penting bukan dia yang jadi Kamen Raidernya... Dia juga nggak bakalan peduli kalo lo ke mall pake seragam tentara, yang penting bukan dia yang masuk angkatan darat.. 

2. Sahabat: Merhatiin sampe hal yang paling detil
Kalo lo pake kostum superman dan lo lupa bawa jubah, dia bakal bawain jubah buat lo. Jangankan jerawat di ubun-ubun, ada cabe nyelib di gigi geraham aja dia bisa tau. *dari mana ngliatnya?* Takjub nggak? Begitulah sahabat. 

3. Temen: Nyapa Cuma Kalo Lagi Kebetulan Papasan  
Itupun kalo terpaksa. Kalo pas ketemu lo di jalan, dan di situ ada gerombolan orang nari saman, mungkin dia akan lebih milih ikutan nari saman kali daripada nyapa elo. *ni dia jiwa seninya tinggi banget ya?*

4. Sahabat: Nyapa Di Segala Situasi dan Kondisi
Kalo liat elo dimanapun, di kantin, di jalan, di hutan, di kantong doraemon, dia bakalan nyapa. Bahkan kalo dia lagi naek angkot, dia bakal bela-belain turun dari angkot cuma buat sekedar kasih tos ato meluk lo.

5. Temen: Nggak Mau Denger
Kalo lo lagi curhat soal pacar lo yang hobi melihara kucing ato curhat soal apapun, dia akan nguap madep belakang, bahkan mungkin dia akan berpura-pura jadi tomcate. 
6. Sahabat: Pendengar yang baik
Selama apapun lo cerita, dia bakal tetep mendelik dengerin lo. sampe-sampe lo yang bakal kecapekan cerita. *ini gimana kejadiannya?* itulah sahabat.

7. Temen: Banyak Basa-basi
Kalo lo lagi sakit, dia bakalan bilang-bahkan kadang cuma lewat sms- "cepet sembuh deh ya,". kadang ngomongnya sambil makan gorengan, padahal lo lagi sakit radang tenggorokan.  Ato nggak pas ngomong gitu, dia pas lagi naek banana boat di tanjung benoa. #nusuk
8. Sahabat: To The Point!
Pas lo lagi sakit kutil, dia bakalan bilang, "Mati aja lo, nyusahin gue mulu," tapi pas ngomong gitu dia ngerawat kutil lo dengan penuh kasih sayang dan cinta, sampe kutil lo bener-bener menghilang dari peradaban.   

Sekarang tau kan, bedanya temen dan sahabat, sekarang renungkan, lo udah bener-bener jadi sahabat, ato cuma temen buat orang-orang di sekitar lo... Karena kehadiran lo akan menjadi sangat berarti buat beberapa orang, maka jadilah sahabat yang baik buat orang-orang terdekat lo...

Kalo ada pengalaman share aja ya... 



Thanx for NTT

Popo,
bye. 

Selasa, 10 April 2012

A Celebration

Diposting oleh Popo... The Kite Runner di 21.24 0 komentar
semalem ultahnya fitria. kita semua bikin kejutan buat dai. awalnya sih kita bingung mo nyiksa fitira dengan cara apa.. akhirnya gue ama difi maen sandiwara dengan lakon difi yang sakit maag. dan fitria ternyata terkecoh. yang tadinya kita nggak tau gimana caranya nyeret fitria ke kamar madi, akhirnya dia ke kamar mandi. di sana oknum difi udah bersiap dengan gayung di tangan dan dika dengan ember penuh aer. dan
byurrrrrr...!!!!!!
dia langsung basah kuyub. and fyi, dia itu baru aja selesai mandi. akhirnya pada malam itu seorang fitria mandi 3 kali. dan sekali-kali emang harus tuh.. :p
abis itu gue dateng bawa kue yang udah disiapin, trus ya seperti biasa ritual kalo orang lagi ulatah, make a wish, blow the candle, potong kue, suap-suapan, cakar-cakaran, jambak-jambakan, woy kenapa jadi anarkis gini... oke abis itu ritual paling penting, bisa kena kutuk kalo ditinggalin, foto-foto.. 
a sweet moment.. happy birthday fitria...

semalem menjadi malem yang heboh di citra lima, setelah perayaan ultah kecil-kecilan fitria, kita diserbu sama seekor tikus yang spontan bikin kosan langsung hebring, udah kayak kiamat dateng aja.. 
abis itu kita ditraktir mie ayam sama fitria, bener-bener jadi rejeki abang mie ayanmnya, langsung ludes pas kita pesen.. ini kosan brapa orang sih sebenernya?
yah at last, happy birthday buat Fitria, wish you all the best, moga nambah dewasa, nambah baik dalam segala hal.. ;*


love, 
popo 
 

Popo.. The Kite Runner Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea